Pages

Labels

Search

Dapatkan Update Musik kamu setiap hari.

Page List

Ads

Silahkan chat dengan saya jika status On-Line

Trending Template

Partisipasi anda adalah kebanggaan bagi kami

Popular Template

Keberhasilan bukanlah stempel sejak lahir, tetapi hasil kerja keras kita dari lahir.

Recent Post


Andriani,S.Kom.
Ekabriyanti,S.Kom
Dwi Handayani,S.Kom
Rina Widyaningsih,S.Pd
Tri Kristiantoro,S.Kom
LABORAN KOMPUTER Maryono,A.Md

Pesan & Komentar


ShoutMix chat widget

Labels

Sabtu, 12 September 2009

Pro vs Kontra Si Facebook

VIVAnews - SEKITAR 700 santri Jawa dan Madura dalam forum Bahtsul Masail di Pondok Pesantren Putri Hidayatul Mubtdien Lirboyo, Kelurahan Lirboyo, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri mendesak pemerintah menerbitkan regulasi yang mengharamkan akses Facebook di Indonesia.

Alasannya, situs jejaring sosial terpopuler itu berpotensi memicu meluasnya perilaku seks bebas, seperti pacaran dan mencari jodoh. Forum ini juga menilai bahwa Facebook telah mewadahi perilaku yang mengarah ke seks bebas atau luar nikah.

Terkait isu tersebut, sejumlah tanggapan muncul dari pembaca VIVAnews yang disampaikan baik lewat komentar langsung atas berita yang dimuat, posting di forum, serta di Facebook sendiri. Berikut ini petikannya.

CCPR via U-Report
Kalau Facebook haram, Yahoo Messenger, mIRC, Google, Friendster, dan lain-lain juga haram. Atau facebook haram karena sedang musimnya?

Kangobet via Komentar
Mungkin Facebook mengandung lemak babi dibanding Multiply, World Press, Friendster, Tagged, hi5, Joss, dan lain-lain.

Tim Timora via Komentar
Facebook cuma salah satu software yang penggunaannya bisa kita pilih manfaat positifnya atau negatifnya. Lebih baik keluarkan statement mengenai lumpur Lapindo tuh. Haram hukumnya buat yang bertanggungjawab terhadap menyemburnya lumpur lapindo tetapi membiarkan korban-korbannya tanpa diberikan jalan keluar yang memuaskan (berani nggak). Banyak hal lain yang perlu dan urgent untuk diurus di negara ini daripada sekedar menfatwa haramkan Facebook yang jelas-jelas membangkitkan silaturahmi tanpa kelas (jika digunakan secara positif). Jangan menggunakan kekuasaan dalam bentuk apapun untuk memaksakan suatu pendapat kepada suatu kegiatan cuma karena diperkirakan kegiatan tersebut bisa menimbulkan dampak negatif. Apapun dapat menjadi negatif jika diniatkan demikian. Jangan salahkan teknologinya. Jadi yang harusnya diharamkan itu niat/perilaku negatifnya. Dan semua perilaku/niat negatif itu semua sudah diharamkan seperti yang tertulis di Al Qur’an.

Ali Maskuri via Komentar
Dalam perkembangan teknologi seperti sekarang ini, banyak cara orang berkomunikasi, baik lewat telepon, HP maupun internet. Sebenarnya semua alat itu merupakan fasilitas dari perkembangan zaman. Jika memang diharamkan, kenapa Allah menciptakan manusia lebih pintar, pandai dan cerdas. Kita berkomunikasi semua tergantung pada niatnya. Para kyai sekarang semua pake HP, ya kita lihat HP itu untuk apa? Sama dengan Facebook, kita bisa berkomunikas lewat penjelajahan di dunia maya. Semua tergantung pada niatnya. Semua sudah diatur dalam UU ITE oleh negara, kenapa kita tidak menggunakan fasilitas itu untuk lebih baik? Kita tidak bertindak krimanal kok, kita hanya mencari teman untuk mengikat sebuah ukhuwah yang lebih erat. Agama menganjurkan untuk mencari teman sebanyak-banyaknya, bukan musuh. (FKFB - Forum Komunikasi Facebook Banyuwangi).

Romel Romansyah via Komentar
Kok kurang kerjaan banget sih sampai-sampai ngurusin Facebook. Kalau Facebook diangap mengancam karena menjerumus ke hal yang negatif, berarti komunikasi dengan HP juga haram dong, kan bisa digunakan untuk negatif juga. Terus, mngkin nanti juga kamera dan televisi bisa-bisa jadi haram karena bisa juga jadi media penyebaran. Aneh benar. Yang salah itu bukan medianya, tetapi sifat, moral dan perilaku yang menyimpang dari pengunanya.

Muhbakri via Komentar
Facebook nggak haram, yang haram itu kelakuan di luar Facebook. Kalau takut seks di luar nikah, jangan Facebook yang diharamkan, tetapi situs porno yang harus dibasmi. Facebook itu situs silaturahmi kok. Wah, kayaknya para kyai ini harus belajar teknologi deh, biar nggak berpikiran sempit.

jonathan.terbang via Komentar
Para kyai jangan berpikiran sempit begitu dong. Facebook itu kan tempat kita bersilaturahmi, dan Facebook-lah yang membantu kita bisa bertemu dengan teman-teman lama. Bagaimana sih para kyai ini? Saya tidak setuju kalau Facebook ditutup. Kalau sampai ditutup, bisa didemo tuh sama warga Indonesia, karena warga Indonesia sebagian besar kalau buka internet pasti lihat e-mail dan buka situs jejaring sosial. Lebih baik situs berbau porno yang ditutup, dan sebaiknya para kyai memberi wejangan agar tidak jatuh ke dosa seksual. OK?

Deckwi via Komentar
Ada-ada saja nih para kiyai. Nggak ada kerjaan kali ya, cara pandang dan pengambilan kesimpulannya sangat jauh dari logika. Kalau saat ini umat mungkin makin berkurang taraf menerima petuah-petuah ulama di Indonesia mungkin ini yang benar, karena para ulama sendiri semakin sibuk dengan urusan-urusan di luar konteks membina dan menuntut umat, karena ulama lebih banyak hanya fokus merebut dan membekingi kekuasaan dan berorientasi harta. Umat hanya dijadikan alat tawar bagi para ulama. Ini yang kenyataan. Jadi jangan salahkan umat lebih asyik ngobrol di Facebook ketimbang dengarkan dakwah-dakwah. Tapi saya yakin, tidak semua ulama seperti itu. Masih banyak yang 100% dakwah.

Sireumbeureum via Forum
Yang diharamkan itu kan “penyalahgunaannya.” Seperti dulu Friendster yang jadi ajang menjajakan diri bagi cewek-cewek aneh, itu baru haram. Tetapi kalau kita memanfaatkannya untuk mencari teman-teman lama kita, itu malah jadi positif.

TAN AMAL via Forum
Tapi belum tentu juga Facebook dihalalkan oleh MUI, sebab yang ngomong Facebook halal kan bukan MUI sebagai Lembaganya, tapi pendapat pribadi dari salah seorang ketuanya saja.

Gomenasai via Forum
Kenapa pada jaman Facebook aja yang rame-rame, kenapa nggak pas jaman dulu di akhir tahun 90-an, di mana mIRC sudah merajalela ke kalangan anak muda Indonesia. Bahkan sampai ada juga transaksi esek-esek dan narkoba dari mIRC. Kenapa gak dari dulu aja? Telat!

Indonesiaku via Forum
Iya, Facebook itu haram kalau dimakan, kalau tidak dimakan, ya tidak haram. Ayo siapa yang bisa dan mau makan Facebook, he he he he. Dasar nggak punya pekerjaan, segalanya mau diharamkan. Sabotase dari dalam agar umat muslim mundur ke belakang dan makin bodoh. Kalau berpikir sempit maka semua bentuk teknologi pasti ada sisi negatifnya dong. Banyak hal yang lebih penting untuk dipikirkan dan dikerjakan ketimbang mengharamkan Facebook.

Defil via Forum
Nggak usah jauh-jauh ke Facebook, Friendster, Myspace, mIRC, Crocs, Nike Ardilla, dan sebagainya. Kalau soal bakalan potensi buat selingkuh, cari jodoh, kenapa nggak telepon/handphone, mobil, uang diharamkan? Mau dibilang haram juga nggak bakalan menghalangi gue buat Facebook-an.

I_M via Forum
Mau dibilang haram kek, bodo amat. Yang penting Facebook-an.

Yohan Kusmintoro via Facebook
Haram atau nggak itu relatif. Seperti temen gue yang vegetarian murni, daging apapun bentuknya, disembelih dengan cara benar atau tidak benar, tetap saja haram. Nah lho! Gue setuju saja kalau Facebook haram jika yang merugikan, yang menguntungkan dihalalkan saja.

Anindhita Maharrani via Facebook
Fatwanya nggak penting. Lebih nggak penting lagi yang ngeblow-up topik ini, hehe!

Adi 'alex' Adrian via Facebook
Nggak penting ngurusin yang beginian. Introspeksi saja masing-masing. Ngapain ngurusin Facebook haram atau nggak. Memang mereka itu siapa bisa nentuin haram atau halal?

Iman Teguh Pribadi via Facebook
“Good or bad, done by the people, not by the tools or even their knowledge.” Bagi gue sih HALAL kalau jadi “Nice to Have” tapi HARAM kalau dijadikan “Must to Have,” soalnya itu bisa jadi pemicu segala bencana dan nista. Hiduuup Facebook.

Yashinta Hendra via Facebook
Kalau kata temen gue, yang mengharamkan Facebook itu Face-nya kaya Book.

Tidak ada komentar: